Cara Menghafal Al-Qur’an Ala Deya Reta

LHOKSEUMAWE- Sebagaimana yang kita ketahui, setiap orang memiliki caranya masing-masing dalam menghafal Al-Qur’an secara baik dan efektif. Bagaimana dengan Deya Reta Renggayoni? Ustazah yang mengajar pengajian di salah satu desa Lam Glumpang ini membagikan cara dan motivasinya menghafal Al-Qur’an yang mungkin bisa kita jadikan panduan.

Deya menegaskan bahwa menghafal itu harus dimulai dengan niat dan tujuan. “Sebelum memulai kamu harus tau dulu kenapa kita mau hafal Al-Qur’an dan niatkan semua yang hendak kita hafalkan itu karena Allah. Hafalkan surah yang paling mudah dulu atau ayatnya yang pendek, misalnya juz 30. Dengan terbiasa menghafal ayat ayat yang pendek nantinya saat ketemu ayat yang panjang kita sudah sedikit terlatih. Kuncinya jangan terlalu ingin cepat hafal. Pelan pelan tapi pasti”

“Nantinya kita akan merasakan lelah dan jenuh, tapi, kembali lagi pada tujuan dan niat awal kita memulai karena siapa, dan pentingnya selalu punya teman yang sevisi dan misi dalam perjuangan kita”
Deya juga memberikan tahapan-tahapan yang paling penting dalam menghafal Al-Qur’an menurutnya, “Yang pertama niatkan karena Allah, kedua kita harus tau kenapa kita harus hafal Al-Qur’an, yang ketiga hafal mulai dari ayat ayat yang pendek, keempat mempunyai gurur untuk mendengar dan mengoreksi hafalan, kelima jangan ingin cepat hafal”

“Satu hari kan ada 24 jam, kalau kuliah ku pagi, siangnya aku sempatkan ziyadah dan malamnya hanya khusus untuk meroja’ah hafalan karena muroja’ah itu kuncinya”
Deya juga mengungkapkan, “Ada satu perkataan dari Hubabah Syarifah yang sangat memotivasi saya, di hari kiamat nanti, orang orang yang menghafal Al-Qur’an (haafidz dan hafidzah), kedua orang tuanya di pakaikan mahkota, yang mana mahkota tersebut lebih terang dari matahari dan lebih indah dari bulan. Sampai orang-orang dari zaman Nabi Adam berkumpul dan bertanya, ‘Siapakah orang tersebut?’ maka dijawab ‘dia adalah orang tua yang anak-anaknya penghafal Al-Qur’an’. Maka pada saat itu semua orang tua berkata, ‘Alangkah menyesalnya aku, mengapa di dunia anak ku tidak ku didik untuk menjadi hafidz hafidzah Qur’an’”

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours